Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama Di Indonesia (Bagian V)

Oleh Drs. Hironimus Pakaenoni, L.Th. (Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang)

2.3.3.5. Komunitas-komunitas Yang Terdiri dari Kaum Miskin

Menurut gambaran KWI di atas, Komunitas-komunitas Basis Kristiani biasanya muncul di kalangan orang miskin pada akar-rumput. Apa yang dikatakan mendiang Sri Paus Yohanes Paulus II pada umumnya benar
sejauh yang diketahui tentang Komunitas-komunitas Basis Kristiani di Indonesia:

“Mereka mulai berakar dan tumbuh di daerah-daerah yang kurang diistimewakan dan di daerah pedesaan. Mereka pun menjadi ragi bagi kehidupan Kristen, ragi dalam karya yang memberitakan perhatian terhadap orang miskin dan terlupakan, dan ragi bagi komitmen terhadap perubahan masyarakat”.

Hal ini tidak berarti bahwa Komunitas komunitas Basis Kristiani ada secara khusus bagi kaum miskin. Ada juga Komunitas-komunitas Basis Kristiani di daerah perkotaan dan pinggiran kota yang anggota-anggotanya termasuk mereka dari kelas menengah ke atas.

Bagaimanapun, mayoritas Komunitas-komunitas Basis Kristiani muncul dan berkembang pesat di daerah pedesaan dan di wilayah-wilayah kumuh perkotaan.

BACA JUGA:
Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama di Indonesia (Bagian I)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More