Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama Di Indonesia (Bagian III)

Oleh Drs. Hironimus Pakaenoni, L.Th. (Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang)

Berhubung upaya-upaya untuk menjaga “kesatuan dan kemajemukan” itu harus menghadapi sejumlah kesulitan dan tantangan, maka “Pedoman Bagi Umat Katolik Indonesia” menekankan kebutuhan akan sebuah pengembangan budaya yang akan memperkuat kesatuan nasional dengan meningkatkan tanggungjawab bersama dan partisipasi setiap pribadi. Pedoman itu juga mempromosikan visi baru mengenai nasionalitas atau kebangsaan Indonesia sambil mengikuti proses transisi dari generasi ke generasi.

 

Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama di Indonesia (Bagian I)
Para mahasiswa STFK Ledalero antusias mengikuti Seminar bertema Nasional “Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan di Indonesia” yang berlangsung di Aula Santo Thomas Aquinas Ledalero, Jumat (4/3/2022). Foto Walburgus Abulat

 

2.3. Dari Paroki-Paroki Menuju Komunitas-komunitas Basis Gerejani

Pada kesempatan Kunjungan Ad Limina Apostolorum 1996, Konferensi Wali Gereja Indonesia menyatakan: “Pendampingan pastoral dari paroki tradisional territorial jelas sekali tidak akan mampu membuat iman
Kristen menyerap semua aspek kehidupan dan prinsip-prinsip Kristiani tidak sanggup mengubah struktur-struktur sosial. Mengingat semakin kompleks dan majemuknya masyarakat Indonesia, maka pola pendampingan
pastroral bagi kelompok-kelompok berdasarkan usia, profesi atau pun minat justru akan menjadi lebih berarti……”.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More