Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama Di Indonesia (Bagian III)

Oleh Drs. Hironimus Pakaenoni, L.Th. (Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang)

Bagaimanapun, ketika rakyat Indonesia memasuki Orde Baru dan ketika Pemerintah melaksanakan strategi yang memutuskan semua ikatan politik dan kekuatan rakyat, bahkan mengambil cara-cara korporatis,
orientasi-orientasi kepemimpinan bangsa segera tampak bubar. Hal ini benar terjadi juga di antara orang-orang Katolik. Bagaimanapun, di dalam Gereja Katolik, ada peningkatan bertahap yang cukup penting dan
berarti menyangkut jumlah imam-imam dan uskup-uskup pribumi.

2.2.3. Proses Inkulturasi Gereja Katolik Indonesia.

Di mana-mana di Indonesia, Gereja berusaha keras untuk berintegrasi dengan budaya setempat. Ratusan buku dan artikel telah ditulis para misionaris mengenai bahasa, sejarah, dan budaya masyarakat di berbagai
pulau. Kebanyakan publikasi datang dari para misionaris yang berkarya di Jawa Tengah, Flores, Timor, Maluku Selatan, dan Irian Jaya.

Sejumlah besar seniman dan ilmuwan Katolik Indonesia telah memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya bangsa pada umumnya dan identitas Gereja Katolik Indonesia khususnya. Langkah
pertama menuju sebuah teologi dan spiritualitas asli Indonesia telah diambil. Di Jawa Tengah, unsur-unsur arsitektur asli Jawa diasimilasikan dalam konstruksi sejumlah gedung-gedung gereja yang baru.. Hal yang sama terjadi juga di beberapa bagian wilayah Indonesia seperti Bali, Sumatera, Sulawesi, dan lain-lain.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More