Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi

Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama Di Indonesia (Bagian II)

Dari Komunitas Basis Gerejani Menuju Komunitas Basis Manusiawi: Sebuah Upaya Gereja Katolik Dalam Membangun Dialog Antar-Agama di Indonesia (Bagian II)
Para mahasiswa STFK Ledalero antusias mengikuti Seminar bertema Nasional “Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan di Indonesia” yang berlangsung di Aula Santo Thomas Aquinas Ledalero, Jumat (4/3/2022). Foto Walburgus Abulat

 

2.2. Prioritas Gereja Lokal

2.2.1. Eklesiologi Gereja Lokal

Pembentukan Gereja-gereja lokal telah mempengaruhi mandat perutusan. Sebuah pemahaman baru mengenai hakekat Gereja lokal sudah dikembangkan. Gereja lokal bukan lagi unit administratif terkecil, melaluinya sebuah komunitas missioner – atas nama Kongregasi Suci untuk Evangelisasi Umat – membawa keselamatan kepada penduduk pribumi, melainkan sebagaimana dikatakan Lumen Gentium.

“Gereja Kristus ini sungguh-sungguh hadir  di dalam semua kelompok lokal kaum beriman yang terorganisir secara sah, yang – sejauh dipersatukan dengan para gembala mereka – cukup tepat disebut Gereja-gereja dalam Perjanjian Baru”. Jadi, semua Gereja lokal, entah tua ataupun muda, memiliki status yang sama di dalam Gereja universal.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More