Dalam konteks ini, Komunitas-komunitas Basis Gerejani yang diinspirasi dan berakar kuat dalam spirit yang terbuka merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan hubungan baik dan harmoni di antara pluralitas agama di Indonesia.
Pada level sosio-politik, sejarah politik Indonesia mengungkapkan bahwa usaha-usaha dari Gereja Katolik Indonesia untuk masuk ke dalam bidang politik tidak berada dalam semangat perjuangan nasional sebagaimana yang terjadi dengan Serikat Islam, gerakan kiri atau nasionalis.
Sambil mengadopsi nama Pakempalan Politiek Katholiek Djawi (PPKD), partisipasi dalam politik sebagaimana dimulai oleh I.J.Kasimo dengan dukungan moral dari dua imam Katolik Belanda, sesungguhnya merupakan gerakan budaya sebagaimana organisasi Budi Utomo.
Ini berarti bahwa bagi pendiri partai politik pertama itu, menyandang label “Katolik”, membatasi ide-ide politik pada bidang kepentingan gerejawi. Baru kemudian, dalam keterlibatan politik partai yang semakin meningkat, aspek politik dari ide-ide I.J.Kasimo diberikan penekanan lebih.