Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Pembentukan Karakter Anak

Oleh Yasinta Areni Magul, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng

Dari pembahasan di atas, bisa disimpulkan bahwa broken home, yang semakin umum terjadi di masyarakat, sangat merugikan psikologis anak-anak yang menjadi korban perpecahan rumah tangga orang tua mereka. Banyak orang tua merasa memiliki kontribusi besar karena telah membesarkan anak-anak mereka, namun mereka seringkali tidak mau memahami atau menilai situasi dan masalah yang dihadapi oleh anak-anak mereka. Ini yang menciptakan istilah broken home, di mana anak-anak mencari tempat perlindungan yang seharusnya mereka dapatkan dari orang tua mereka.

Anak-anak dari keluarga broken home sangat memerlukan dukungan ekstra, dengan memastikan mereka merasa didengar, dicintai, dan diperhatikan. Dengan dukungan yang tepat dan ketekunan dalam menghadapi masa sulit, mereka dapat mencapai prestasi dan mengembangkan ketangguhan dalam menghadapi kesulitan.

Disini penulis ingin memberikan penghormatan kepada keberanian dan ketahanan kalian sebagai anak dari keluarga yang tidak utuh. Meskipun perjalanan ini mungkin penuh dengan rintangan, ingatlah bahwa setiap pengalaman, baik suka maupun duka, membentuk bagian dari diri kita. Ini adalah panggilan untuk menemukan kedalaman dalam diri kita sendiri untuk memahami kompleksitas atau kerumitan identitas kita dengan penuh kasih sayang dan pengampunan.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More