Civitas Academica Turun Gunung, Tabur Bunga Atas Kematian Demokrasi
Kelima, mengajak seluruh elemen masyarakat agar kembali sadar dengan memboikot partai politik yang menjelma menjadi penghamba kekuasaan dan uang serta secara terang-terangan mengkhianati tugas utamanya sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.
Keenam, meminta lembaga-lembaga negara sesuai tugasnya seperti KPU, Bawaslu, DKPP, dan Ombudsman Republik Indonesia untuk mengusut semua kecurangan pemilu.
“Termasuk yang dilakukan Presiden Jokowi, pada masa sebelum, ketika, dan sesudah pemungutan suara. Pemilu harus menjadi sarana menghasilkan pemerintahan yang absah atau legitimate,” sambungnya.
Terakhir, menyerukan kepada aktivis masyarakat sipil untuk melakukan pembangkangan sipil dan menolak menjadi bagian dari kekuasaan yang direbut dengan berbagai muslihat tuna etika.
Civitas academica UII itu juga menyerukan kepada para tokoh kritis nasional agar bersatu dan membangun oposisi permanen melawan rezim politik dinasti yang menjadi predator pemangsa dan pembunuh demokrasi di Indonesia.
Sementara itu, pada hari yang sama para akademisi dan guru besar se-Jabodetabek serta aktivis berkumpul di Fakultas Kedokteran UI, Salemba.