Civitas Academica Turun Gunung, Tabur Bunga Atas Kematian Demokrasi

Bagi civitas UII, hal-hal tersebut adalah serangan terhadap independensi lembaga peradilan sekaligus pengkhianatan terhadap amanat Reformasi 1998.

“Fakta pahit bahwa demokrasi mati di tangan Jokowi setelah Indonesia 26 tahun melewati reformasi, demokrasi sebagai kesepakatan publik yang suci telah mati di tangan Presiden Jokowi,” ujar Fathul.

Para civitas UII sepakat dengan pandangan ahli dan lembaga independen terpercaya yang menilai bahwa Pemilu 2024 merupakan yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia.

Sekalipun tampak damai dan aman di permukaan, tapi nyatanya dimanipulasi elite politik dan kelompok oligarki, memperdaya masyarakat demi dukungan politik elektoral.

“Pemilu, sebagai salah satu pilar utama demokrasi, telah ambruk dan sekadar menjadi sarana pelanggengan kekuasaan politik dinasti Presiden Jokowi,” ujarnya.

Rektor UII Yogyakarta Fathul Wahid membacakan pernyataan sikap civitas academica UII terkait kondisi demokrasi dan hukum peradilan di Indonesia saat ini.

Melihat situasi di atas, lanjut Fathul, UII merasa memiliki tanggung jawab moral dan historis untuk terus berjuang menegakkan Indonesia agar berjalan di atas dasar konstitusi dan menghormati hak asasi manusia. Maka dari itu, mereka menyerukan sejumlah hal.

BACA JUGA:
Mahfud Sebut Hak Angket Pasti Jalan, Tinggal Koordinasi Teknis
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More