Cerita-Cerita Keberagaman dari Maumere (Bag. 2)

Dalam suasana semi formal, proses diskusi berlangsung cukup kondusif dan interaktif. Selama kurang lebih satu jam kegiatan ini akan berjalan. Ada tiga sesi dalam kegiatan ini, yaitu sambutan dari pihak EKORA NTT dan Komunitas KAHE, sesi diskusi, dan makan bersama.   Mario Nuwa (anggota Komunitas KAHE) selaku moderator mengawali kegiatan diskusi.

Sebagai pembuka, Hengki Ola Sura (perwakilan redaksi EKORA NTT) memberikan sambutan. Dalam sambutannya, dia menyadari bahwa jurnalis bukanlah profesi yang eksklusif. Apalagi jika berbicara tentang isu-isu keberagaman, maka para jurnalis harus inklusif. Hal ini menjadi alarm bagi kegiatan jurnalistik agar memberikan tempat seluas-luasnya terhadap isu keberagaman.

Selanjutnya, Eka Putra Nggalu (ketua komunitas KAHE) menjelaskan hal yang membuat komunitas KAHE menginisiasi kegiatan ini. Berawal dari tahun 2020 hingga tahun 2021, Komunitas KAHE bersama warga wuring membuat sebuah proyek seni. “Pertemuan menghasilkan perspektif baru,” tegasnya. Setelah mempelajari dan mendalami kebudayaan masyarakat wuring serta bertemu Haji Mona dan Mak Wahida, Komunitas KAHE menemukan suatu kenyataan bahwa keberadaan para waria di kabupaten sikka yang cukup diterima tidak terlepas dari peran haji Mona dan mak Wahida.

BACA JUGA:
LIPI Dorong Optimalisasi Riset Pangan Fungsional Bagi Penderita Penyakit Degenerative
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More