Bom Nagasaki: Dua Pertiga Umat Katolik Nagasaki Meninggal
Sejak abad ke-16 Nagasaki merupakan pusat misi Katolik di Jepang, yang dipromosikan oleh misionaris Yesuit dan Fransiskan. Penganiayaan terhadap umat Katolik di Nagasaki diperingati pada tahun 2007 dalam memoar Kardinal Giacomo Biffi, yang meninggal pada tahun 2017 , di mana ia mengungkapkan dampak yang kuat dari berita bom atom yang dijatuhkan di Jepang pada tahun 1945 terhadap dirinya. .
“Saya telah mendengar tentang Nagasaki. Saya telah membacanya berulang kali dalam ‘Manual Sejarah Misi Katolik’ karya Giuseppe Schmidlin, buku tiga jilid yang diterbitkan di Milan pada tahun 1929. Di Nagasaki sejak abad ke-16, komunitas Katolik pertama yang konsisten di Jepang muncul,” kata Kardinal Biffi.
Pada tanggal 5 Februari 1597, tiga puluh lima martir di Nagasaki telah memberikan hidup mereka untuk Kristus (enam misionaris Fransiskan, tiga Yesuit Jepang, dua puluh enam orang awam Jepang), dikanonisasi oleh Pius IX pada tahun 1862.
Penganiayaan terhadap orang Kristen berlanjut pada tahun 1637, hingga tiga puluh lima ribu orang Kristen dibunuh. Setelah itu, komunitas baru muncul di katakombe, terpisah dari umat Katolik lainnya dan tanpa pendeta. Walaupun demikian kekristenan tidak padam.