BMKG Sebut 63 Persen Zona Musim di Indonesia Terdampak El Nino

BMKG juga bekerja sama dengan komunitas lokal, mengadakan Sekolah Lapangan Iklim, dengan harapan masyarakat semakin sadar terhadap fenomena El Nino dan dapat mengantisipasi dampaknya.

“Kita semua perlu bersama-sama mengantisipasi dampak El Nino ini mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan. Kewaspadaan dan tanggung jawab bersama diharapkan dapat meminimalisir akibat yang ditimbulkan dari kemarau yang dipengaruhi oleh El Nino,” pungkasnya.

Fenomena El Nino memiliki dampak yang merata di berbagai wilayah, dan beberapa tahun terakhir tercatat intensitas El Nino bervariasi. Fachri mencatat fenomena El Nino terakhir kali intensitasnya cukup lemah pada 2019, sementara pada 2015, El Nino mencapai tingkat yang kuat.

Pada indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO), yang menggunakan anomali suhu permukaan laut, menunjukkan bahwa grafik ENSO terus menaik, yang berarti El Nino semakin menguat. Saat ini, indeks ENSO mencapai 1,01 dalam 10 hari terakhir.

“Sebagian besar lembaga meteorologi juga melaporkan grafik serupa. Namun, ketika memasuki musim hujan, grafik ENSO mulai menurun, dan dampaknya berupa berkurangnya intensitas El Nino, serta meningkatnya curah hujan,” imbuh Fachri.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More