Bincang Bersama Martin Runi, Komponis Asal Flores

Oleh Paskalis X. Hurint (Dosen STPM Santa Ursula, Ende)

Setelah mendengar penjelasan Romo Prier, Martin ditemani saudarinya Veronika Ule berangkat ke Yogyakarta. Pada tahun 1972, Martin mulai menjalani masa studi di AMI Yogyakarta. Seluruh mahasiswa angkatan mereka berjumlah 40 orang. Direktur AMI saat itu adalah R.A.J. Sujasmin. Selama tiga tahun Martin mendalami musik di Yogyakarta, yakni sampai tahun 1975. Dalam masa studi itu, mereka pernah melakukan
pentas seni di Taman Ismail Marzuki. Karena keasyikan selama masa studi, Martin mengakui bahwa tidak satu lagupun yang digubahnya di kala itu.

Menjadi Anggota Seksi Musik Liturgi

Selama masa studi di AMI Yogyakarta, bersama Romo Prier, Martin digabungkan menjadi anggota seksi musik liturgi MAWI (sekarang KWI). Tugas anggota seksi ini adalah menyusun lagu-lagu liturgi yang akan diberlakukan untuk semua paroki di Indonesia. Upaya penyusunan ini merupakan cikal bakal terbitnya buku Madah Bhakti. Anggota seksi ini memiliki perwakilan hanya dari beberapa Etnis di Indonesia serta para
ahli dalam bidang tertentu. Seingat Martin, selain Romo Prier, ada pula Romo Frans (Abas), kepala Biara Trapis Rawaseneng menjadi anggota seksi ini.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More