

Artikel ini lahir dari refleksi tentang pengalaman hidup penulis sendiri. Pengalaman tentang arti sebuah kesabaran untuk mengatasi setiap ujian hidup. Misalnya; “sakit”, bahwa betapa rapuhnya manusia atas hidup ini. Selain itu, butuh pertolongan doa dan rasa syukur atas Rahmat Tuhan Yang Masa Esa, yang melimpah buat hidup ini. Tanpa kerjasama dua sisi kehidupan ini, bagaikan dua sisi mata uang dalam nominal yang sama, maka sia-sialah manusia dalam memperjuangkan hidup ini. Mencari nafkah, mengais rejeki, mempertahankan hidup dan melipatgandakan hidup; tentu lebih bermakna kalau bekerjasama antara hal yang lahiriah dan hal yang rohaniah. Yang material dan yang batiniah.
Setiap manusia memiliki keterbatasan dan butuh keterlibatan orang lain untuk ikut mengatasi persoalan hidup (misalnya sakit). Tidak bisa mengandalkan diri sendiri untuk mengatasinya. Butuh keluarga, butuh dokter dan butuh paramedis. Dengan kata lain, butuh bantuan orang lain di luar diri sendiri. Bergotong royong untuk mengatasinya, sesuai perannya masing-masing. Ditambah, dengan bidang keahliannya.