“Mengapa demikian ?” kembali dia bertanya.
“Ketika dosen menjelaskan satu materi inti dan saya hanya bisa mendengar kata terkahir dari penjelasan itu.
Saya hanya sebatas angguk karena keterbatasan waktu. Hahaha memang ini keadaan darurat dan terjadi disemua mata kuliah. Tutupnya sambil mengatakan kita dalam kerugian besar. Sambil bertanya, dimanakah kampus?. Pada sandaran yang sama ketika aku mendengar, Kuliah online ? sepertinya aku sedang dipaksa mendengarkan cerita horor yang menjadikan beban bagi telinga dan jiwaku.
Namun, dengan adanya kebijakan harus online dan serba online tubuhku seakan berubah wujud menjadi microlet yang dipaksa memikul beban yang melebihi kapasitas dan melewati jalan bebatuan dengan keadaan tanpa sentuhan sepiring aspal.
Susah bukan? Dosa bukan?. Ketika saya tidak melakukan itu, pupuslah harapan tentang cita. Saya senang dengan dosen pengasuh yang lain, selalu mengikuti jadwal yang sudah ditepkan. Mungkin mereka tahu betapa sulitnya kuliah online bagi mahasiswa. Baik dari segi paket internet, jaringan, dan daya tangkap mengenai materi yang diberikan.