Berkaca pada Ambruknya Jembatan Oje Ubi Kecil Kecamatan Palue Kabupaten Sikka  

Oleh Dionisius Ngeta (Warga Kelurahan Wuring, Alok Barat, Sikka)

Benar bahwa tahun ini curah hujan cukup tinggi bahkan terjadi cuaca ekstrim. Tapi apakah kita mempersalahkan cuaca atau hujan? Mungkin juga kita bisa bersembunyi di balik alasan hujan atau cuaca. Atau jangan-jangan ada ketidakberesan dalam perencanaan dan menganalisis dampak-dampak terburuk atau terbesar ketika hujan dan banjir tiba dalam pembangunan jembatan tersebut. Dan sejauh mana pengawasan terhadap proyek tersebut?

Sering para kandidat kepala daerah mengusung slogan “Menjadi pemimpin yang jujur, adil dan bermartabat” saat Pilkada. Namun setelah menjadi pejabat dan pimpinan daerah, slogan tersebut kadang kala hanya sekedar  hiasan dan tulisan saja. Korupsi berjemaah, ketidakjujuran dan ketidakadilan masih kronis dilakonkan oknum-oknum kepercayaan masyarakat hampir di setiap daerah.

Tidak sedikit pejabat dan penyelengara pemerintah daerah, kontraktor dan rekanan lainnya jadi tersangka bahkan mendekap di bilik penjara. Relasi yang kolutif, nepotis dan manipulatif dalam berbagai bentuk dan cara melalui berbagai proyek pembangunan sering dilakonkan. Pembangunan sering berseberangan dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan harga barang-barang bisa di-mark-up. Monitoring dan pengawasan terhadap berbagai proyek seperti berjalan di tempat. Padahal fungsi dan peran tugas itu jelas diamanatkan oleh konstitusi kita.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More