Berkaca pada Ambruknya Jembatan Oje Ubi Kecil Kecamatan Palue Kabupaten Sikka  

Oleh Dionisius Ngeta (Warga Kelurahan Wuring, Alok Barat, Sikka)

Berkaca pada Ambruknya Jembatan Oje Ubi Kecil Kecamatan Palue Kabupaten Sikka  
Jembatan Oje Ubi Kecil yang menguhubungkan desa Rokirole dan Nitunglea, kecamatan Palue kabupaten Sikka ambruk. (Foto istimewa)

 

KETIKA membaca berita ambruknya jembatan Oje Ubi Kecil yang menguhubungkan desa Rokirole dan Nitunglea, kecamatan Palue kabupaten Sikka, spontan saya bertanya: Dosa dan tanggungjawab siapakah itu? Cuaca…? Hujan lebat..? Atau..?

Bagi saya, peristiwa ambruknya jembatan tersebut memiliki makna ketidakadilan yang dialami masyarakat pemanfaat dan mengirimkan pesan ketidakberesan proyek tersebut. Masyarakat dua desa di Palue itu semestinya menikmati hak mereka yaitu hak pemanfaatan jembatan tersebut. Jembatan yang baru dibangun tahun 2021 dari uang rakyat itu pada akhirnya ambruk diterjang banjir di Pebruari tahun ini (2022). Jembatan dengan usia relatif muda itu tidak bisa digunakan lagi oleh masyarakat pemanfaat. Harapan mereka pupus, haknya terabaikan. Lalu siapakah yang berkewajiban untuk bertanggungjawab atas masalah tersebut? Dosa dan kesalahan siapakah itu?

BACA JUGA:
“Sada-Peda, Peda-Pani, Peda-Podo” dalam Tradisi Masyarakat Adat Woko Mbamo Kec. Nangaroro Kab. Nagekeo (Sebuah Tinjauan dan Perpektif Sosial Budaya)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More