Hutan Itu Suci: Di Sana Ada Penunggunya
”Menurut kata orang tua-tua, kalau kita masuk hutan tanpa ritual ijin, maka kita tidak akan menemukan apa-apa di hutan. Semua makanan alam itu akan disembunyikan oleh yang empunya. Padahal ada makanan itu di sana. Tetapi kita tidak bisa melihatnya. Mata kita seakan-akan menjadi silau. Tidak bisa melihat apa-apa yang kita perlukan.” Begitu penjelasan Finus lebih lanjut.
“Nah, agar hal seperti itu tidak terjadi, maka dibuatlah ritual.”
“Oh begitu. Lalu apa hubungannya dengan kamu tidak boleh masuk sekolah?” tanya saya lagi menyelidik lebih lanjut.
“Iya, karena orang tua kami melarang kami ke mana-mana dulu selama masa ritual itu.”
“Tabu kalau kita malah jalan-jalan ke luar kampung saat ritual itu diadakan. Kami anak-anak harus tinggal di kampung.” Begitulah penjelasan Finus lebih lanjut. Saya hanya menganggukkan kepala, walaupun saya tidak sepenuhnya mengerti apa yang ia ceritakan. Sejenak ada keheningan di antara kami.
“Di hutan apa saja yang nanti dicari?” begitu saya bertanya kepada dia.
“Ya macam-macam. Raut, ose, longko, owak, raping, dedaunan yang bisa dimasak jadi sayur. Umbi-umbian hutan lainnya.” Begitu jawab Finus.