Belajar di Bawah Pohon
Sebuah Cerpen Dengan Ilham dari SDK Lamba-Ketang (Cerpen Fransis Borgias*)
Teman-teman Yang Iseng
Tentu saja ada teman-teman yang nakal. Saya ingat saya punya teman, sebut saja namanya Hendrikus Peculempok. Dia sama sekali bukan tipe orang yang bisa betah untuk duduk belajar. Dia selalu jalan-jalan. Dan suka ganggu cewek-cewek. Kebetulan di kelas kami ada satu teman puteri kami yang cantik. Sebut saja namanya Isaura. Si Rikus ini selalu mencoba duduk di dekat Isaura, walaupun si Isaura menjadi sangat malu dan marah karenanya. Tetapi Rikus sama sekali tidak peduli. Ia tetap menyosor saja. Sehingga kami pun mengolok-olok bahwa Rikus punya pacar di kelas kami yaitu Isaura. Tetapi Rikus tidak hanya suka akan teman kelas. Ia juga suka akan yang kakak kelas. Dan bahkan ada juga anak-anak kelas satu yang baru masuk sekolah. Yah begitulah cinta monyet anak-anak pada masa itu.
Kalau sudah mahir menghafal perkalian, biasanya kami juga disuruh untuk membaca teks-teks tertentu. Bahkan ada yang harus dihafalkan dari bacaan itu. Karena bacaan itu sepertinya bisa membentuk sikap dan pandangan hidup serta iman anak-anak. Dari semua bacaan hafalan yang paling saya ingat ialah hafalan bacaan teks berikut ini. ”Hatiku, milik Allah, Kepalaku milik Allah. Mataku milik Allah. Mulutku milik Allah.” Pokoknya kita disuruh dan dituntun oleh bacaan hafalan itu untuk menyebut seluruh anggota badan kita. Dan saat kita menyebut anggota badan itu, kita harus menyentuhnya juga. Misalnya, saat saya mengatakan, Hidungku milik Allah. Saya mengucapkan kata “hidungku” itu sambil memegang hidungku sendiri. Tentu yang disebut ialah bagian atau anggota tubuh yang patut disebut di muka publik saja. Dan biasanya hafalan itu diakhiri dengan perkataan: Semuanya milik Allah.