Belajar di Bawah Pohon

Sebuah Cerpen Dengan Ilham dari SDK Lamba-Ketang (Cerpen Fransis Borgias*)

Berbagi Ruangan Secara Bergiliran

Anak-anak kelas satu dan dua bisa memakai satu ruangan kelas yang sama karena biasanya anak-anak kelas dua masuk agak siang dan anak-anak kelas satu masuk pagi. Sesudah dua jam, anak-anak kelas satu akan bubar duluan. Barulah sesudah itu anak-anak kelas dua akan masuk kelas. Namun demikian, para siswa kelas dua tetap harus masuk pagi-pagi ke sekolah. Oleh karena itu, sementara menunggu giliran masuk kelas, para guru biasanya menyuruh kami anak-anak kelas dua untuk belajar sendiri.

Saya masih ingat ada beberapa hal yang harus kami pelajari bersama-sama, dan secara beramai-ramai. Di sebelah barat sekolah itu dulu ada sebuah pohon Alpukat (kami dulu menyebutnya Advokat) yang daunnya cukup rimbun. Biasanya kami anak-anak kelas dua berkumpul di bawah pohon Alpukat itu untuk belajar. Yang kami pelajari ialah doa-doa hafalan. Saat itu, anak-anak kelas dua SD sudah harus bisa menghafalkan doa-doa dalam tradisi Katolik di luar kepala. Itu adalah syarat mutlak untuk bisa diterima sambut baru (istilah di Flores untuk “komuni pertama”). Kalau belum menghafal doa-doa tersebut maka anak tersebut tidak akan diterima untuk sambut baru. Dan hal itu tentu saja amat memalukan.

BACA JUGA:
Jalan Bambor-Werang Lumpuh Total Tertimbun Longsor
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More