Belajar dari Real Madrid: Veni, Vidi, Vici (Catatan Lepas Apresiasi untuk Perjuangan Real Madrid di Liga Champions)
Oleh Walburgus Abulat, S.Fil (Wartawan Senior, Penulis Buku, dan Peminat Bola)
Di laga final, Real kembali membalikkan analisis pengamat dunia dan animo warga net atau netizen yang sebagian besar mengunggulkan Liverpool.
Meski di laga final secara statistik El Real hanya menguasai bola 45% dan hanya memiliki dua peluang, ketimbang Liverpool yang menguasai Bola 55% dan belasan peluang dan on target, namun peluang sekecil itu dimanfaatkan Real dengan melesatkan gol melalui Vinicius Junior di menit ke-59.
Dengan kemenangan ini,maka El Real semakin kokoh sebagai penguasa ajang sepak bola kasta tertinggi di benua biru dengan 14 tropi atau unggul 7 tropi dari pesaing terdekat AC Milan yang hanya mengoleksi 7 piala.
Veni, Vidi, Vici
Veni, Vidi, Vici__Datang, Lihat dan Menang. Adagium bermakna di atas untuk pertama kali ditulis oleh Kaisar Romawi Julius Caesar (100 SM – 44 SM) sebagai komentar setelah sebuah perang di Turki. Ungkapan ini kemudian dikembangkan oleh beberapa pejabat dan penulis dunia untuk menggambarkan sebuah momen kemenangan atau situasi yang dianggap menguntungkan atau menginspirasi bagi kehidupan banyak orang.