Belajar dari Pilkada Malaka (Refleksi Setahun Pemilihan Serentak Tahun 2020)

Oleh: Yoseph Ruang (Anggota KPU Kabupaten Malaka)

Kampanye Pilkada Malaka diselenggarakan dalam beberapa metode. Ada pemasangan APK seperti pemasangan baliho. Ada debat terbuka antar pasangan calon, iklan di media massa (baik cetak maupun elektronik), dan ada kampanye pertemuan terbatas/tatap muka. Dari metode kampanye yang disebutkan ini, pertemuan terbatas/tatap muka menjadi metode kampanye yang semakin memperuncing keterbelahan masyarakat, di samping saling serang di media sosial yang tidak terdaftar di KPU. Pelaksanaan kampanye pertemuan terbatas menjadi momen dua kubu-kubuan saling serang secara liar baik verbal maupun fisik. Bawaslu sebagai Lembaga Pengawas dan Aparat Kepolisian cukup kerepotan dalam menangani dinamika kampanye ini hingga KPU harus melakukan beberapa kali evaluasi selama pelaksanaan kampanye. Alih-alih mengindahkan protokol kesehatan di masa pandemi, kohesi sosial yang selama ini dijalankan bersama nyaris terputus karena dinamika pelaksanaan kampanye yang kian kompleks.

Secara nasional, Indeks Kerawan Pemilu (IKP) menempatkan Kabupaen Malaka berada di peringkat muda IKP di Provinsi NTT. Hal ini memang sungguh tergambarkan secara gamblang pada tahapan kampanye pemilihan. Kendati demikian, berkat kerjasama semua stakeholder, pelaksanaan kampanye yang begitu kompleks bisa dilewati secara kondusif hingga tahapan ini selesai bahkan sampai berakhirnya seluruh tahapan pemilihan di Malaka.

BACA JUGA:
Disiplin Protokol Kesehatan Menurun, Kasus Covid-19 Naik Tajam
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More