
Bebas Sampah: Wujudkan Sikka Sehat dan Sejahtera
Oleh Dionisius Ngeta, S.Fil, Pemerhati Masalah Sosial-Kemanusiaan
Oleh karenanya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan dan kesehatan, perlu kerjasama dari berbagai sektor, pemangku kebijakan yang memegang regulasi, akademisi, pelaksana, hingga masyarakat itu sendiri. Karena itu mewujudkan “Masyarakat Bebas Sampah” demi terciptanya kesehatan dan kesejahteraan memang bukan hal yang mudah. Ada berbagai aspek yang berperan, mulai dari aspek sosial-budaya, pendidikan, kebijakan daerah hingga kesadaran masyarakat dan keluarga untuk mau merubah pola piker, perilaku dan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini tidak sesuai dengan pola hidup bersih dan sehat. Peningkatan pendidikan, pemahaman dan kesadaran masyarakat perlu terus-menerus dilakukan melalui berbagai kegiatan sosialisasi, koordinasi, monitoring, supervisi, simulasi terkait permasalahan kebersihan dan kesehatan sehingga ada pemahaman, pengetahuan dan kesadaran, masyarakat dan diharapkan ada perubahan perilaku hidup sehat di masyarakat.
Penanganan Berbasiskan Masyarakat
Penanganan pengolahan sampah di kabupaten Sikka selama ini bahkan di Indonesia masih sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah. Sampah yang berasal dari berbagai sumber dikumpulkan dalam satu lokasi yang disebut TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara), untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sistim penanganan seperti ini banyak menimbulkan kesulitan dan masalah. Mulai dari keterbatasan tenaga, peralatan dan dana yang dimiliki oleh pemerintah sampai terjadi penumpukkan sampah di TPS dan di rumah. Masyarakat akhirnya mengambil jalan pintas dengan membakar sampah.