Barangsiapa Ingin Bahagia Janganlah Mencari Kebahagiaan

Oleh Dr. Fitzerald Sitorus, Dosen Filsafat

Selain itu, melakukan hal baik tidak selalu menjamin kebahagiaan. Kebahagiaan justru sering tercapai dengan melanggar hukum moral, misalnya korupsi, berbohong, dll. Kebahagiaan bukan ideal akal budi, melainkan ideal imajinasi yang didasarkan hanya atas pengalaman empiris, katanya.

Secara singkat: Prinsip-prinsip empiris eudaimonistik sama sekali tidak dapat menjadi dasar hukum moral. Prinsip moralitas harus universal dan niscaya (a priori), dan tidak dapat didasarkan atas pengalaman (aposteriori).

Kant bukannya menolak kebahagiaan. Kebahagiaan katanya adalah salah satu kebutuhan alami manusia. Namun pencapaian kebahagiaan hanyalah salah satu kewajiban di samping banyak kewajiban manusiawi lainnya. Dan tatkala pertimbangan kebahagiaan dan kewajiban moral bentrok, orang harus memilih kewajiban moral.

Moralitas tidak secara niscaya menghasilkan kebahagiaan. Namun, kehidupan yang bermoral akan menghasilkan kebahagiaan tertentu pada diri seseorang, semacam perasaan puas, karena telah mengalahkan godaan untuk melakukan tindakan yang tidak bermoral.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More