Arnoldus Janssen: ‘Si Kepala Batu’ yang Jadi Santo

Oleh: Arnoldus Nggorong

Dalam bahasa yang sederhana, semangat doa Arnoldus Janssen tumbuh dari kebiasaan yang dihidupi di tengah-tengah keluarga.Dengan ini menegaskan bahwa keluarga menjadi peletak dasar pertama dan utama nilai-nilai injil. “Keluarga adalah tonggak utama Gereja,” demikian Andrew Apostoli, C.F.R. Dalam formula Konsili Vatikan II, keluarga adalah ecclesia domestica atau Gereja Rumah Tangga atau Gereja Mini. Di dalamnya para anggota saling membantu untuk menjadi suci (bdk. LG. Art. 11).

Kesadaran akan peran penting keluarga itu pula yang mendorong Gereja menjadikan Keluarga Kudus Nazaret dalam diri Santo Yosef, Santa Maria, dan Kanak-kanak Yesus sebagai model utama (satu-satunya model) bagi keluarga-keluarga Katolik.

Maka dari itu, tidaklah mengherankan bahwa keteguhan iman Arnoldus Janssen lahir dari keluarga yang menjalankan kehidupan kristiani dengan berlandaskan nilai-nilai injil tadi.

Dalam kehidupan selanjutnya Arnoldus Janssen menaruh seluruh harapan, kepercayaan dan cintanya kepada Allah.Penyerahan diri dalam totalitasnya dibuktikan dalam devosinya kepada Allah Tritunggal Mahakudus, Allah Roh Kudus Pribadi Kedua Allah Tritunggal Maha kudus, Sakramen Maha kudus, Hati Kudus Yesus, dan Hati Maria Tak Bernoda dalam semangat kesetiaan, kerendahan hati, dan penyangkalan diri.

BACA JUGA:
Ignas Kleden: Cendekiawan Tulen dan Militan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More