ANDAI saja Serikat Sabda Allah (Societas Verbi Divini – SVD) tidak ada, orang-orang pada umumnya, termasuk penduduk di NTT,tidak akan mungkin mengenal sosok Arnoldus Janssen. Orang-orang sezamannya pun tidak pernah menyangka bahwa Arnoldus Janssen adalah figur yang amat menentukan lahirnya tarekat religious misioner yang berpusat di Styeil-Belanda ini.
Mereka beranggapan bahwa Arnoldus Janssen bukanlah orang yang tepat untuk karya sebesar itu. Lagi pula Arnoldus Janssen tidak menunjukkan bakat kepemimpinan yang menonjol, tulis Paul Budi Kleden (“Ut Verbum Dei Currat” hal. 243). Kecakapannya yang dapat disebut langka di antara rekan-rekan imamnya di Keuskupan Munster pada waktu itu adalah di bidang matematika dan fisika. Dengan lain perkataan, Arnoldus Janssen tidak memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat diandalkan untuk mendirikan serikat misi.
Anggapan banyak orang pada waktu itu yang meragukan kemampuan Arnoldus Janssen mempunyai alasan yang cukup mendasar. Gereja Katolik di Jerman pada waktu itu berada dalam situasi sulit. Otto Van Bismark mengeluarkan Undang-undang yang sangat anti Gereja Katolik. Undang-undang itu dikenal dengan ‘kulturkampf’ yang berdampak amat luar biasa bagi Gereja Katolik. Para imam dan biarawan-biarawati di usir keluar dari Jerman. Para uskup dipenjara.