Apa yang Membuat Kita Tetap Sehat dan Bahagia Saat Kita Menjalani Kehidupan?

Ditulis dan diterjemahkan kembali oleh Bernadinus steni

Studi seperti ini sangat langka. Sebagian besar studi seperti ini berakhir dalam hitungan dekade karena banyak peneliti yang berhenti mengikuti studi itu atau biaya penelitian tidak cukup. Bisa juga fokus peneliti beralih atau mereka keburu meninggal.

Lalu tidak ada orang yang berminat meneruskannya. Tetapi kombinasi dari persistensi tiap generasi, studi ini mampu melakukan itu. Kurang lebih 60 orang dari partisipan di awal studi masih hidup dan masih berpartisipasi dalam studi ini. Sebagian besarnya saat ini berusia 90an tahun.

Saat ini, Harvard sedang memulai studi baru yang serupa terhadap 2000 anak-anak. Robert Waldinger merupakan Direktur keempat dari lembaga studi ini.

Sejak 1938, Harvard melacak kehidupan dua grup orang. Grup pertama adalah dari mahasiswa harvard yang sebagian besarnya lulus ketika PD II berlangsung. Kemudian mereka ikut terlibat dalam PD II.

Grup yang satunya adalah anak-anak dari lingkungan Boston termiskin yang sengaja dipilih karena mereka berasal dari keluarga yang paling kesulitan dan tidak beruntung di Boston pada era 1930an. Sebagian besar mereka hidup di pondokan sewa yang minim fasilitas pemanas, sehingga harus hidup dalam ancaman udara dingin ketika itu.

BACA JUGA:
Dengan Raine Beauty Penampilan Tetap Menawan selama Puasa di Bulan Ramadhan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More