
Kali ini, muncul lagi rencana anggaran yang sangat fantastis untuk Sekretariat Dewan Matim sebesar 22 miliar lebih. Diperkirakan sebesar 100 % dari anggaran tahun sebelumnya. Lompatannya, sangat jauh sekali, disebut amat fantastis. Kraeng-kraeng dewan Matim tidak objektif dan jauh dari harapan hati nurani rakyat untuk membaca keadaan rakyat Matim yang sedang dilanda penderitaan kemiskinan ekstrem saat ini.
Apalagi presiden Jokowi sudah mewanti wanti dengan keadaan virus yang baru yang akan melanda dan mengancam Indonesia, yaitu virus Omicron, yang sangat dasyat dari virus corona. Barangkali, menurut penulis, gunakan anggaran sebesar itu untuk antisipasi demi kebutuhan rakyat di tengah situasi gejolak ekonomi dan mengatasi virus Omicron dan mengatasi masalah kemiskinan ekstrem akibat dari virus kemiskinan.
Kelihatannya, DPRD Matim tersandera oleh tiga fungsi lembaga dewan; yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi kontrol. Dari ketiga fungsi tersebut di atas, ada kecendrungan untuk mengetok palu persetujuan anggaran yang tidak realistik dan tidak berpihak pada kebutuhan rakyat yang terseok-seok oleh virus kemiskinan ekstrem dan kebutuhan infrastruktur jalan yang kebanyakan rusak berat, bagaikan kubangan kolam kerbau di tengah jalan berlumpur, hampir di seluruh kecamatan di Manggarai Timur. Ada juga masalah kebutuhan dasar rakyat Manggarai Timur yang menjadi kewajiban pemerintah dan DPRD Manggarai Timur, untuk diurus dan diutamakan; yaitu masalah fasilitas infrastruktur pendidikan, pangan, kesehatan, papan dan masalah air minum bersih.