Anda Ingin Hidup Sehat?  Ciptakan Suasana Gembira, Kontrol Diri dan Optimis

Sejak saat itu, penanganan Covid-19 berbasis pada usaha-usaha medis yang berbasis pada pendekatan positivistic, pragmatis dan materialisk (tubuh).  Lalu, pencegahannnya berbasis pada tindakan-tindakan eksternal,   obyektif, dan koersif melalui kebijakan menggunakan masker, menjaga jarak, tidak kemana-mana, selalu menjaga kebersihan. Kebijakan ini disebut Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Namun, alih-alih mengurangi jumlah penderita, sampai kini, jumlah orang yang terkonfirmasi  positif terus bertambah.

Pertambahan jumlah orang yang tekonfirmasi positif ditengah kebijakan-kebijakan tersebut, seharusnya mendorong refeksi dan evaluasi kritis bahwa pencegahan yang berbasis pada kebijakan PSBB yang berisfat eksternal, obyektif dan koersif itu, tidak cukup untuk mengatasi persoalan penyebaran Covid-19 ini.

Dalam hal ini, Dr. Terawan itu benar pada sikapnya yang pertama. Jangan Cemas, Jangan takut, Percayalah pada Tuhan, dan banyaklah berdoa. Kita harus memperkuat jiwa kita dahulu, kontrol diri, sikap gembira dan optimis. Tubuh yang sehat dalam jiwa yang sehat, corpus sanum in mentem sanam. Sehatkan jiwa dahulu, baru nyusul tubuhnya.

BACA JUGA:
Membangun Politik Sehat Menyambut Pilkada 2024
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More