Aksi 3LM Dukung Anak Generasi Maju Bebas Stunting
Faktor penyebab antara lain, rendahnya pemahaman orangtua tentang stunting. Akibatnya, asupan gizi bagi anak kurang diperhatikan.
Selain itu, lanjut dr Novitria, juga rendahnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin karena kesadaran masyarakat dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan.
“Masih banyak orang tua di Indonesia sulit menerima kenyataan atau malu jika anaknya terdiagnosa stunting dan cenderung menyangkal diagnosis dan menolak untuk dirujuk ke Rumah Sakit,” bebernya.
Oleh karena itu, sambung dia, penangan anak dengan risiko stunting adalah dengan intervensi keluarga dan lingkungan terdekat anak.
“Juga harus dibarengi dengan peningkatan pemahaman tentang pemantauan pertumbuhan, pemberian nutrisi tepat, dan pemahaman diagnosis stunting sendiri. Ini salah satu upaya penurunan angka stunting di Indonesia,” tambahnya.
Menurut dr Novitria, skrining dan rujukan sangat penting dalam mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS). Sebab, skrining dini menjadi kunci dalam deteksi awal sehingga intervensi cepat dapat dilakukan.