
Akar Determinatif Kemiskinan dalam Prespektif Rerum Novarum
Oleh Apolonia Mida, Mahasiswa STIPAS Ruteng
Salah satu akar determinatif kemiskinan menurut Rerum Novarum adalah struktur ekonomi yang dikuasi oleh segelinitir orang. Refolusi industri membawa keuntungan besar bagi pemilik modal, namun pada saat yang sama menciptakan kelas pekerja yang miskin, lemah, dan terekspolitasi. Paus Leo ke XIII menyoroti bagaimana kaum buruh sering kali dipaksa bekerja dengan jam panjang, kondisi tidak manusiawi, serta upah mini yang tidak layak untuk hidup.
Disini terlihat bahwa kemiskinan bukan hanya persoalan individu yang malas atau tidak bekerja keras, melainkan hasil dari sistem ekonomi yang menepatkan keuntungan diatas martabat manusia. Akar determinatifnya adalah ideologi kapitalisme yang bebas tanpa regulasi, yang menjadikan manusia sebagai instrumen produksi, bukan sebagai pribadi yang martabat luhur.
Rerum Novarum menekankan pentingnya hak milik pribadi, termasuk kepemilikan tanah, sebagai bagian dari martabat manusia. Namun, ensiklik ini menyoroti ketimpangan dalam distribusi tanah dan sumber daya yang membuat sebagian besar orang kehilangan akses terhadap sarana produksi. Dalam banyak kasus, buruh tidak memiliki apa-apa selain tenaga, sementara tanah, pabrik, dan modal dikuasi oleh kelompok kecil.