
Peristiwa di ruang rapat Kantor DPD PDI-P Sumut adalah ekspresi kemarahan para kader PDI Perjuangan di daerah.
Mereka marah karena Joko Widodo, kader yang mereka andalkan, kader panutan mereka, kader kesayangan partai, kader yang dipelihara partai sejak lama, kini menjadi pengkhianat partai.
Ia tidak menjadi figur teladan bagi partai. Ia tidak lagi menjadi role model bagi kader yang disiplin dalam berpartai.
Bukan hanya Joko Widodo yang menjadi pengkhianat partai. Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Joko Widodo juga dicap sebagai pengkhanat partai.
Ia bahkan dicap sebagai seorang muda yang suka berbohong. Seorang muda yang tidak jujur. Lain janji-lain keputusan, lain perkataan-lain perbuatannya. Sama seperti ayahnya, Gibran adalah seorang pengkianat partai.
Penghianatan mereka tidak memiliki dasar ideologisnya. Pengkhianatan mereka semata-mata berbasis pada kepentingan pragmatis mereka sendiri.
Kepentingan pragmatis itu adalah menjamin legasi Joko Widodo yang dibangunnya selama 10 tahun. Kepentingan bangsa hanya alat untuk membangun keagungan diri.