
Dengan kedua hal itu, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan Moeldoko dengan AHY meski sudah berada dalam tim pemerintahan Presiden Jokowi belum pulih.
Konflik antara Partai Demokrat, atau AHY dengan Moeldoko belum berakhir. Moeldoko bahkan dicurigai masih berusaha untuk menguasai partai Demokrat meski terus gagal dalam pengadilan.
Presiden tentu mengetahui persoalan tersebut.
Oleh karena itu, presiden menugasi Moeldoko untuk menghadiri konferensi FAO di Srilangka dan pada saat yang sama AHY dilantik menjadi Menteri ATR tanpa kehadiran Moeldoko.
Bisa saja Presiden Jokowi kuatir ada pemandangan yang tidak enak untuk dilihat public saat Moeldoko menyaksikan secara langsung AHY dilantik menjadi menteri ATR. Mungkin seyum yang kecut atau tatapan mata tidak bersahabat.
Kesempatan perjumpaan tatap muka antara AHY dan Moeldoko dengan demikian menjadi hilang. Hilang kesempatan untuk saling bertegur sapa, memberi selamat sambil berjabat tangan atau cipiki cipika. Relasi antara keduanya masih berjarak dan konflik.