
Saling menyerang dengan peluru kata pun tidak tehindarkan, bahkan Partai Demokrat tidak hanya menyerang Moeldoko. AHY dan SBY pun tidak kalah sengit mengarahkan sodokan tuduhan mereka ke istana. Dalam sebuah konferensi pers, mereka menuduh ada keterlibatan istana dan pemerintahan Presiden Jokowi dalam kudeta Demokrat.
AHY, kemudian mengirimkan surat ke Presiden Jokowi yang isinya meminta Jokowi untuk menegur Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Istana dan Presiden Jokowi disebut mengetahui dan membiarkan Moeldoko melakukan kudeta tersebut.
Para pengamatpun menyampaikan dugaan yang sama. Mereka menduga, sekurang-kuranganya Presiden Joko Widodo mengetahui rencana Moeldoko dan kelompok tertentu dari para mantan anggota dan pengurus Partai Demokrat untuk mengambil alih kepemimpinan AHY.
Presiden Jokowi tidak menghalangi rencana tersebut dan membiarkanya terjadi. Tuduhan terhadap istana pada saat itu, sangat masuk akal karena posisi Partai Demokrat adalah oposisi pemerintah.
Dalam beberapa kali kesempatan SBY melontarkan berbagai kritik tajam terhadap kebijakan pembangunan presiden Joko Widodo. Rakyat butuh makan, dan bukan butuh aspal. Kurang lebih begitu sebagian kritik yang terlontar.