Agar Jago Bikin Konten Budaya, Gen-Z Harus Kuasai Ini
”Ingat, yang dihadapi di ruang digital adalah manusia juga, bukan hanya barisan huruf atau angka,” urai Abidin.
Mengapa konten budaya yang taat etika penting? Menurut dosen Universitas Paramadina Jakarta Septa Dinata, kalau sampai pihak yang diumpat atau tersinggung dengan isi konten kita di medsos tak terima, bisa memunculkan pidana ujaran kebencian.
Seperti diatur sangsi pidananya dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). ”Jadi, kendalikan dan kontrol emosi saat bermedsos. Kita latih karakter kita untuk tetap etis dan berbudaya,” pesan Septa Dinata.
Menjawab pertanyaan Meisye Parwati, siswi SMPN 5 Bollu Taba, terkait solusi bila kita telanjur teledor di ruang digital, Abidin menyarankan untuk mendiskusikannya dengan guru.
Juga, selalu jaga keamanan perangkat di ruang digital, karena penjahat digital mengancam siapa pun lintas generasi.
”Guru dan orang tua mesti terlibat memastikan informasi berasal dari sumber yang terpercaya dan kredibel. Lalu, periksa ulang informasi melalui sumber lain untuk mendapatkan validasi. Gen-Z itu sangat open minded, terbuka terhadap masukan orang lain, asal masuk akal,” pungkas Abidin.