Manusia dalam Lingkaran Kosmos (Menghentak Kesadaran Ekologis)
Oleh : "Sang Penutur", Alvares Keupung
BETAPA pun manusia saat ini berada pada tingkat peradaban yang lebih modern, tetapi ” sebelum sampai kepada kesadaran sekarang, sudah mengalami sejarah perkembangan berawal dari keadaan yang purba “, ( Fernandez Ozias, 1990 : 13 ). Apa pun keadaan manusia saat ini dengan segala macam atribut perkembangan peradaban yang maju, tetapi toh tetap berakar pada titik awal perkembangannya dari yang purba. Dan manusia, yang paling substansial di dalam dirinya adalah sebuah daya dan kekuatan yang dinamis untuk berkembang, dengannya manusia adalah suatu dinamisme. Dalam kekuatan dan dinamisme untuk berubah, manusia tidak terlepas dari relasinya dengan sebuah keteraturan universal, yang dinamakan : kosmos.
Relasi manusia dengan keteraturan universal adalah relasi yang bersifat kosmologis. Relasi yang bersifat kosmologis berarti mengharuskan keseimbangan relasional antara manusia dengan ruang (kosmos) untuk mengekspresikan segala daya upayanya. Pertemuan antara manusia dengan kosmos yang bersifat relasional akan sangat mempengaruhi eksistensi manusia dalam seluruh jalinan sejarah hidupnya. Artinya secara runtut dapat dikatakan, manusia tidak dapat dengan tahu dan mau menanggalkan keutuhan kosmos dengan segala aktivitas eksploratif yang destruktif. Manusia seharusnya menempatkan segala keutuhan kosmos demi memanusiakan diri dan kehidupannya (tidak bermaksud untuk mengatakan tidak menggunakannya).