Dosen Berjihad dan Beritjihad Bersama BRIN Demi Indonesia

Oleh Hendrikus Maku, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

EKSPEKTASI yang besar dari para pihak kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah pantas dan benar. Lembaga penelitian yang didirikan berdasarkan Perpres No. 78 Tahun 2021 tentang BRIN berhaluan ideologi Pancasila, 24 Oktober 2021, diharapkan bisa berkontribusi dalam memajukan Indonesia dengan riset dan inovasi, mulai dari tingkat nasional sampai ke tingkat lokal.

Harapan-harapan seperti itu sangat realistis, mengingat eksistensi BRIN yang disuport secara penuh oleh negara telah menjelma menjadi “super body” atau “super government agency with overarching rule” – badan super pemerintah dengan jangkauan dan cakupan kekuasaan yang luas.

Guru Besar Filologi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Oman Fathurahman, pada kesempatan webinar bersama BRIN (25/05/2022) mengatakan, riset yang dilakukan oleh lembaga selevel BRIN tidak boleh terbatas hanya pada hal-hal mikro.

Tetapi sebaliknya, BRIN mesti bisa menjangkau hal-hal makro, menyediakan sebuah sistem kerja yang spesifik dan berkualitas. Menurut Fathurahman, “BRIN bukanlah sebuah batang lidi, tetapi sebuah sapu lidi”.

BACA JUGA:
Simfoni Kasih Panti Santa Dymphna (Yayasan Bina Daya Santo Vinsensius Cabang Sikka)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More