KEMARIN, atas undangan pastor paroki Reo, Vikep Reo dan Komisi PSE Keuskupan, saya meninjau lokasi Serise dan Luwuk untuk menentukan titik sumber air tanah. Bersama Romo Ferdi Gadu kami pergi ke situ.
Sarise
Di tempat ini, dekat rumah bekas “mess” karyawan tambang mangan sudah ada sumur yang dalamnya 2 meter saja. Airnya tawar dan jernih. Namun seorang ibu yang rumahnya dekat sumur itu mengeluh: “Romo, meskipun airnya bagus, tetapi sesudah dimasak air itu meninggalkan lumpur hitam tebal di dasar gelas”. Saya jawab: “itu pasti resapan sisa mangan, karena area ini dijadikan tempat mangan dikumpulkan sebelum dimuat ke kapal”.
Bayangkan air itu jika tanpa diendapkan dan diminum langsung sesudah dimasak, lumpur hitamnya akan ikut terminum. Efeknya jadi apa? Sedih hati saya ketika memikirkan dan merenungkan keadaan ini. Kebetulan sisa mangan yang tidak dimuat masih terlihat pada satu tumpukan kecil sepanjang 3 meter dan tingginya setengah meter, jaraknya 50 meter selatan sumur itu.