14 Tahun Pemekaran Matim, Hasilnya Jadi Kabupaten Tertinggal, Bupati Dinilai Gagal
(Wawancara eksklusif Pojokbebas.com dengan tokoh asal Matim, Damianus Ambur)
Pojokbebas.com: Lantas apa yang harus dilakukan Pemda Matim?

Pemda Matim harus mengubah pola pikir yang hanya ribut soal penggunaan anggaran yang sebagian besar dari pemerintah pusat. PAD matim sangat kecil, hanya sekian persen dari APBD. Dan dari sektor pertanian menyumbang hampir 50 persen. Ironisnya pemda tidak pernah optimalkan hasil dari sektor pertanian. Mereka hanya tunggu saat ekspor kopi ke Belanda dengan mengundang hampir semua media lokal. Ini pencitraan. Pemda tidak pernah kawal dari awal sistem pertanian yang baik agar menghasilkan produk yang berkwalitas dan berdaya saing. Peran PPL tidak optimal. Untuk menghidupkan sektor pertanian, Pemda Matim harus kawal, mulai dari awal hingga pada proses melepas atau menjual keluar daerah. Demikian pula peran PPL harus dimaksimalkan. Pemerintah daerah jangan hanya hadir pada saat memukul gong untuk melepas hasil bumi ke luar negeri. Kalau hanya menunggu pukul gong, itu namanya pencitraan dengan memanfaatkan pengorbanan petani.