Ziarah: Momentum Duc in Altum, Kesempatan Bertolak Lebih Dalam
(Kenangan Ziarah Di Makam Rm. Yohanes Don Bosco Djawa, O.Carm)
Kedua, mengingatkan kami bahwa sesungguhnya Allah telah berziarah kepada kita. Di dalam Perjanjian Lama kita menemukan Allah yang berziarah, berjalan bersama, seperti pengalaman Abraham, terutama dalam pengalaman Musa yang mengantar umat Israel keluar dari Mesir. Gambaran yang paling sempuran mengenai Allah yang berziarah adalah Yesus. Dia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Yesus berziarah, keluar dari keabadian dan masuk ke dalam waktu untuk menjadi Manusia. Puncak ziarah Yesus adalah peristiwa Salib dan Dia kembali kepada Bapa setelah peristiwa Salib, KebangkitanNya. Dan dasar perziarahan Yesus adalah Cinta. Dalam Roh dan Cinta Dia berziarah bersama perziarahan manusia hingga keabadian.
Oleh karena itu, ziarah itu mempunyai makna yang sangat dalam bagi manusia. Dasarnya adalah bahwa Yesus Kristus sebagai Homo viatus — Manusia yang terus berziarah dalam Roh — menemani manusia. Maka, dalam Roh, manusia terus beziarah untuk berbuat baik, berbuat kasih di mana dan kapanpun terutama kepada mereka yang menderita.