Ziarah: Momentum Duc in Altum, Kesempatan Bertolak Lebih Dalam
(Kenangan Ziarah Di Makam Rm. Yohanes Don Bosco Djawa, O.Carm)
Pusara mengingatkan manusia bahwa dia berasal dari tanah dan kembali ke tanah. Manusia hanyalah debu tanah di alas kaki Tuhan. Pusara mengingatkan bahwa perbuatan baik, perbuatan kasih adalah jaminan bagi seseorang mendengarkan suara panggilan Allah dan keluar sebagai pemenang atas maut. “Orang-orang yang berbuat baik akan dibangkitkan untuk hidup abadi”.
Pusara mengingatkan manusia bahwa keberadaan dan segala yang dipunyanya di dunia sangat fana. Semuanya tidak kekal-abadi selamanya. Segala sesuatu yang ada padanya akan berakhir pada kematiannya. Tidak ada yang perlu dibangga-banggakan apalagi didewa-dewakan di dunia fana ini. Membanggakan tentang hal-hal yang fana dan mengantungkan hidup pada hal-hal dunia adalah kesia-siaan.
Lalu apa yang tak pernah hilang dari perziarahan kehidupan ini? Apa yang menjadi prioritas dan penting dalam ziarah hidup ini untuk mencapai keabadian?
Sebagai makhluk peziarah (homo viatus) dibutuhkan iman, harapan dan kasih dalam perziarahan hidup ini agar bisa sampai kepada keabadian. Tapi dari ketiganya, kasih adalah yang utama. Iman tanpa perbuatan baik, perbuatan kasih adalah mati. Pengharapan tanpa perbuatan dan pelaksanaannya adalah kesia-siaan.