Waspadai Hantu Demokrasi di Ajang Pemilu Serentak 2024
Oleh Maria Yustanti Dua Miro (Anggota FORSADIKA dan Anggota Jurnalis Warga Pena Inklusi)
Praktik money politic yang terjadi, kerap menimbulkan sikap antipati masyarakat terhadap pesta demokrasi lima tahunan. Masyarakat menjadi anti dengan Pemilu. Masyarakat tidak pernah dididik untuk memilih secara cerdas dengan kesadaran penuh, tetapi dihantui janji-janji politik dan bantuan dalam bentuk uang atau materi lainnya.
Saking seringnya praktik money politic pada saat Pemilihan Umum (Pemilu), munculnya sikap permisif di tengah masyarakat saat ini. Ada prinsip yang sudah menjadi trend, “mereka kasih kami terima, karena kami makan satu kali selama lima tahun, sedangkan mereka makan selama lima tahun.”
Cara berpikir masyarakat yang bersifat pragmatis primitive semacam ini sebenarnya lahir dari mental calon pemimpin yang cenderung menghalalkan cara dan tidak pernah memberi pendidikan atau pemahaman politik yang baik dan benar kepada masyarakat. Akhirnya demokrasi kita hanya menghasilkan rakyat dan calon pemimpin yang berpikir primitive dan pragmatis, hanya mau menguntungkan diri sendiri dengan mengabaikan prinsip demokrasi yang bertujuan untuk kebaikan bersama.