Keasyikan dunia tulis menulis ini pulalah yang mendorong pengagum kepemimpinan Presiden Jokowi ini untuk memilih profesi sebagai wartawan sejak tahun 1998. Sebelum bergabung dan menjadi wartawan Flores Pos sejak tahun 2000, ia pernah beberapa bulan menjadi Wartawan Surya Timor (1998), dan menjadi wartawan Harian Pos Kupang, dan Mingguan Kompak (1999-2000). Pilihan untuk menjadi wartawan menjadi pertimbangan matang dan ia rela beralih profesi sebagai pendidik/guru yang tekuni selama periode 1994-1998. Selama empat tahun menjadi pendidik, ia sempat mengajar di beberapa lembaga pendidikan di antaranya SMP-SMAK Santo Klaus Kuwu (1994-1995), SMPK Santo Aloisius Lengko Ajang (1995-1996), Seminari Tinggi Claret Kupang (1998), dan SMAK Santo Fransiskus Xaverius Ruteng (2000-2001).
Saat mengajar di beberapa lembaga pendidikan ini, ia terus memotivasi anak didiknya untuk gemar menulis. Bahkan, saat mengajar Bahasa Indonesia di SMAK Fransiskus Xaverius Ruteng tahun 2000-2001, ia berhasil mengantar salah seorang anak didiknya bernama Irma Parera menjadi juara II atau runner up memenangi lomba tulis ilmiah tentang lingkungan hidup yang diselenggarakan Kantor KSDA II NTT.