Wajah Indonesia dari Perspektif Mata Perempuan

Oleh Yosefina Erlina, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng

 

Refleksi

Melihat data-data di atas, muncul beberapa pertanyaan reflektif yaitu: (1)Apa yang membatasi kemajuan? Budaya patriaki, tuntutan domestik,stereotip gender, dan kurangnya perlindungan hukum semuanya masih jadi batu sandungan.(2) Mengapa kekerasan emosional terus tinggi, terutama di kalangan remaja? Sistem pendidikan,media sosial,lingkungan keluarga, dan kurangnya edukasi tentang hubungan sehat mungkin berperan besar. (3) Apakah UU dan regulasi saja cukup? Atau perlu perubahan budaya, kesadaran publik, pendidikan karakter, dan pelibatan masyarakat lebih luas.

Wajah Indonesia dari mata perempuan adalah cerita tentang harapan dan tantangan. Tentang perjuangan dibalik angka-angka, tentang perempuan yang tidak hanya ingin dihitung, melainkan juga didengar,diperhitungkan serta dilindungi.

Pendidikan tinggi yang makin mudah diakses, adalah kabar yang mengembirakan. Namun, tanpa keamanan dari kekerasan, tanpa kesetaraan dalam pekerjaan, tanpa penghargaan terhadap peran kepemimpinan, kemajuan itu tetaplah parsial.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More