Virus Corona: Konspirasi dan Masa Depan Demokrasi
Bernadinus Steni (Penggiat Standar Berkelanjutan)
Wujud konkritnya nampak pada cara mengelola situasi. Kontras dengan sistem ekonomi dominan abad 20 dan permulaan awal 21 yang mengandalkan stabilitas politik dan sosial, doktrin economic shock menuai profit di atas ketakutan dan rasa panik.
Naomi Klein dalam “Shock Doctrine: The Rise of Disaster Capitalism”, mendeskripsikan kejut atau shock sebagai kapitalisasi situasi ngeri. Dari ketenangan dan damai beranjak menuju turbulensi tanpa akhir.
Di atas itulah transformasi ekstrim fondasi ekonomi terjadi. Karena itu, kepanikan dipelihara. Bila perlu diiklankan. Disitulah industri dibangun dan menjajakan penangkal rasa panik, betapun itu semu.
Naomi mengambil contoh sikap Bush terhadap penanganan post-factum Badai Katrina di New Orleans dalam kasus dunia pendidikan. Alih-alih memaksimalkan fungsi negara, Bush justru sibuk menata ulang sekolah-sekolah dengan menggandeng entitas bisnis agar meraup untung lebih banyak.
Dia menggunakan rasa kejut usai bencana sebagai pintu masuk untuk mendesakkan sistem baru. Sistem dimana negara absen. Kemudian pasar yang sarat dengan harga mengambil alih dan menghitung setiap kepala sebagai pendapatan.