Uskup Ruteng: Festival Golo Koe Bukan Pesta Orang Berduit Tapi Pesta Rakyat
Uskup juga mengatakan, pariwisata menjadi indah dan menyentuh kalbu tatkala dibangun dan bertumbuh dalam keunikan budaya dan spritualitas setempat. Bukan yang eksklusif tetapi inklusif. Bukan menyingkirkan tetapi merangkul yang lain.
“Indonesia tanah air tercinta kita menjadi hebat dan masyhur bukan dalam keseragaman tetapi dalam keragaman yang bersatu.
Menyudahi sambutannya, Uskup meneruskan pesan bijak Paus Fransiskus yang mengajak kita menjadi Gereja dengan pintu-pintu terbuka. Yaitu Gereja yang merangkul semua orang dari pelbagai suku dan keyakinan. Gereja yang terlibat dalam tawa-canda semua orang dan ingin menyeka air mata kesedihan dari pipi setiap anak bangsa yang menderita.
“Mari kita ulurkan tangan persahabatan. Mari kita rangkai peradaban kasih dalam festival Golo Koe ini. Kita ingin pula merasakan keindahan alam dan kemolekan ciptaan dalam pelbagai perayaan selama sepekan ini.