
Uskup Ewald Pastikan Pengelolaan Logu Senhor dan Objek Wisata Rohani di Keuskupan Maumere Dilandasi Spirit Duc In Altum
Prosesi Logu Senhor di Sekitar Gereja Santo Ignatius Loyola Paroki Sikka, Jumat (15/4/2022) malam. Foto Walburgus Abulat
Sekilas Tentang Logu Senhor
Ketua Pelaksana I Panitia Proses Logu Senhor Paroki Santo Ignatius Loyola Redemptus Wilhelmus Ora, S.Fil menjelaskan secara sekilas cikal bakal ritual Logu Senhor itu, berikut petikannya lengkapnya.
“Pada akhir abad XV sampai awal abad XVI wilayah Sikka dipimpin seorang tokoh yang bernama Moang Baga Ngang. Moang Baga Ngang mempunyai tiga orang putra yaitu : Moang Lesu, Moang Korung dan Moang Keu. Dari ketiga orang putra tersebut itu, Moang Lesu lebih menonjol dalam hal wawasan dan lebih memahami kehidupan masyarakat di wilayah Sikka mulai dari kelahiran, kehidupan, penderitaan sakit dan penyakit sampai dengan kematian, seperti yang diungkapkan dalam syair bahasa Sikka : “Niang ei Beta Mate Tanah ei Herong Potat Mate Due Rate Rua Potat Due Leda Telu” “Blutuk Niu Nurak di mate Blupur Odo Korak di potat Teri di mate era di potat”
“Oleh karena itu, beliau memikirkan dan mencari kemungkinan di dunia ini ada tempat, kampung dan pulau yang tidak ada penderitaan dan kematian. Maka Moang Lesu lalu mengembara mencari tanah tersebut yang
dalam bahasa Sikka berarti Tanah Moret.”