Urgensitas SMK adalah Vokasional

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Kebanyakan kasus kasus perdagangan orang, anak dan perempuan, berasal dari NTT. Selain dari pulau Jawa dan NTB. Dasarnya, keras kepala dan tidak mau tahu dengan aturan yang berlaku. Lebih suka mengikuti jalan pintas, mengikuti jalan tikus,  mengikuti para calo tenaga kerja ilegal . Sebab, sumber daya manusia masih  rendah, pendidikan tidak mencukupi, apalagi kompetensi yang bisa diharapkan mendekati keterampilan yang  disebut “vokasional”. Di samping itu, personality. Atau bahasa penulis, lebih condrung kurang berkarakter dan berketerampilan . Karena pendidikan nilai keilmuan, keterampilan hampir-hampir zero. Kemauan tinggi, tidak didukung oleh pendidikan khusus, dan dipoles dengan magang untuk mendalami dan mempertajam dunia industri.

Harapan penulis selaku praktisi pendidikan dan pemerhati sosial dan kurikulum sekolah, memberikan Rekomindasi barangkali ada manfaat bagi pelaku pendidikan penyelenggara sekolah vokasional, dan para praktisi pendidikan di sekolah, terutama sekolah kejuruan (SMK  ), sebagai berikut. Pertama, dari permenungan penulis Silvester Joni, S.Fil., makna melakukan Ujian Kompetensi Keahlian bagi para siswa SMK Stela Maris, adalah guna mengukur sejauhmana kemampuan skill atas pengalaman magang dan pengalaman praktek kerja ketika menyelesaikan periode pendidikan SMK selama kurang lebih tiga tahun. Sehingga menamatkan seorang siswa SMK yang memiliki kapasitas dan personality yang mumpuni, baik di bidang  pengetahuan, vokasional dan dan kecakakan hidup sejalan dengan tuntutan Dudi.

BACA JUGA:
Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More