Urgensitas SMK adalah Vokasional

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Sebagai contoh, ada sekitar sepuluh tenaga kerja  keperawatan dari Ruteng, yang berangkat bekerja kontrak selama lima tahun di Singapore, dengan gaji sebesar Rp15.000.000 perbulan. Di luar fasilitas akomodasi tempat tinggal ( biaya kost).  Setelah Magang memperdalam kompetensi keahliannya, melalui Uji Kompetensi Keahlian (UKK). Data dirilis tahun 2019, melalui media online terpercaya. Di samping itu, ada permintaan tenaga kerja yang tamatan SMK Keperawatan dari Belanda, sekitar tahun 2018, untuk mengurus para jompo, dengan gaji yang menggiurkan sekitar 40 juta sebulan di luar akomodasi kost.

Namun,  ketika kita menyaksikan fakta yang amat miris, dari berbagai berita media cetak dan online , sebegitu besarnya, tenaga kerja ilegal yang tidak dilengkapi dokumen kerja dan  semakin menjamur bekerja tanpa dokumen lengkap mengais sesuap nasi di negara sahabat. Seperti bekerja di Malaysia, dan Arab Saudi.  Jadi bulan bulanan oleh majikan dan perusahaan penyedia tenaga kerja. Terjadi dampak ikutan berupa perdagangan orang dan perempuan. Penjualan oragan penting manusia migran kita. Jantung, paru-paru, ginjal, Hati, otak dan sebagainya. Ketika dibuntuti oleh negara asal, dipulangkan ke Indonesia dalam peti mati alias mayat tidak bermartabat. Seperti binatang yang tidak bertuan. Ada yang disiksa oleh majikan karena kurang koneks dengan kemauan majikan dan tidak menguasai budaya dan bahasa yang berlaku.

BACA JUGA:
Disiplin Sosial dalam Masa Covid-19
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More