Urgensitas SMK adalah Vokasional

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Tren kurikulum yang berlaku di seluruh negeri kita sampai saat ini,  bagi semua sekolah yang berbasis kejuruan;  senantiasa disebut sebagai SMK adalah menekankan urgensi  pada kapasitas Vokasional. Isi muatan  kurikulumnya, berkisar 70% : 30%. Artinya, 70 % berbasis kemahiran  praktek dan 30% berbasis teoretis. Skill( keterampilan) dituntut bagi setiap siswa yang dihasilkan dari sebuah lembaga yang beraroma Sekolah Kejuruan. Baik dibidang perhotelan, dibidang tata laksana rumah tangga, di bidang akuntansi perkantoran dan atau perusahaan, di bidang Keperawatan dan Kebidanan, di bidang tata boga, di bidang tata busana, di bidang komputerisasi, di bidang otomotif, di bidang peternakan( snakma), dan sebagainya.

Sehingga, apabila sudah dianggap mahir, melewati suatu langkah uji kompetensi keahlian yang berasal dari pelaku penilai dari kalangan guru, juga berasal dari pelaku penilai kalangan luar, seperti dari dunia industri, untuk menguji kapasitas kemampuan dari bidang keahlian masing-masing. Hal ini juga didukung oleh pendalaman dan penajaman kapasitas lapangan kerja yang  telah dilakukan oleh seseorang siswa dalam waktu periode praktek kerja tertentu, disebut  “magang”.

BACA JUGA:
Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More