
Tren kurikulum yang berlaku di seluruh negeri kita sampai saat ini, bagi semua sekolah yang berbasis kejuruan; senantiasa disebut sebagai SMK adalah menekankan urgensi pada kapasitas Vokasional. Isi muatan kurikulumnya, berkisar 70% : 30%. Artinya, 70 % berbasis kemahiran praktek dan 30% berbasis teoretis. Skill( keterampilan) dituntut bagi setiap siswa yang dihasilkan dari sebuah lembaga yang beraroma Sekolah Kejuruan. Baik dibidang perhotelan, dibidang tata laksana rumah tangga, di bidang akuntansi perkantoran dan atau perusahaan, di bidang Keperawatan dan Kebidanan, di bidang tata boga, di bidang tata busana, di bidang komputerisasi, di bidang otomotif, di bidang peternakan( snakma), dan sebagainya.
Sehingga, apabila sudah dianggap mahir, melewati suatu langkah uji kompetensi keahlian yang berasal dari pelaku penilai dari kalangan guru, juga berasal dari pelaku penilai kalangan luar, seperti dari dunia industri, untuk menguji kapasitas kemampuan dari bidang keahlian masing-masing. Hal ini juga didukung oleh pendalaman dan penajaman kapasitas lapangan kerja yang telah dilakukan oleh seseorang siswa dalam waktu periode praktek kerja tertentu, disebut “magang”.