Urgensi Pemberdayaan Politik Kelompok Rentan di Sikka

Oleh:Tanti Maria (Anggota JW Pena Inklusi)

Permasalahan pendidikan politik yang diangkat saat Sinode II Keuskupan Maumere menegaskan bahwa umat/rakyat tidak pernah diberdayakan secara politik dan diduga yang terjadi selama pemilu berlangsung dari periode keperiode adalah proses pengaburan politik.

Jika dugaan pengaburan politik tidak benar, pertanyaan yang mencuat adalah mengapa umat/masyarakat mengeluh belum ada pendidikan politik kritis?

Berangkat dari kegelisahan umat/masyarakat terkait pemberdayaan politik warga, dapat disimpulkan, bahwa saat ini menjelang tahun politik, pendidikan politik kritis menjadi penting dan mendesak. Pendidikan politik yang diharapkan harus menyasar kepada semua lapisan masyarakat termasuk kelompok rentan (Difabel, LGBT, Generasi Milenial, Perempuan Kepala Keluarga, Masyarakat Adat dan kelompok lainnya).

Kelompok rentan membutuhkan asupan pengetahuan politik kritis dan menjadi pemilih cerdas/rasional, karena mereka tidak ingin menjadi pemilih tradisional yang selalu dijadikan obyek politik. Kelompok rentan mendambakan adanya perlakuan yang sama dan setara dengan masyarakat umum lainnya. Mereka punya hak yang sama untuk berpartisipasi, mendapat asupan informasi yang baik dan benar tentang demokrasi dan politik.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More